Larutan adalah sediaan cair yang mengandung suatu zat atau lebih zat kimia yang
terlarut. misalnya : terdispersi melalui
molekuler dalam pelarut yang sesuai atau campuran pelarut yang saling
tercampur.
Zat pelarut disebut juga solvent, sedangkan zat yg terlarut di sebut juga solute. solvent yang biasa dipakai adalah : - Air = macam - macam garam. - Spiritus = kampfer, iodoum, menthol. - Gliserin = tannin , zat samak, borax, fenol. - Eer = kampfer, fosfor, sublimat. - Minyak = kampfer, mentol - Parafin liq. = cera, cetaceum, minyak minyak, kampfer, menthol, chlorobutanol - Eter minyak tanah = minyak-minyak lemak.
Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Kelarutan
Zat pelarut disebut juga solvent, sedangkan zat yg terlarut di sebut juga solute. solvent yang biasa dipakai adalah : - Air = macam - macam garam. - Spiritus = kampfer, iodoum, menthol. - Gliserin = tannin , zat samak, borax, fenol. - Eer = kampfer, fosfor, sublimat. - Minyak = kampfer, mentol - Parafin liq. = cera, cetaceum, minyak minyak, kampfer, menthol, chlorobutanol - Eter minyak tanah = minyak-minyak lemak.
Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Kelarutan
1. Sifat dari solute atau solvent
solute yang polar akan larut dalam solvent yang polar juga , begitu juga sebaliknya solute yang non polar akan larut dalam solvent yang non polar juga.
2. Cosolvensi
cosolvensi adalah peristiwa kenaikan ke;arutan suatu zat karena adanya penambahan pelarut lain atau modofikasi pelarut.
3. kelarutan
zat yang mudah larut memerlukan sedikit pelarut, zat yang sukar larut memerlukan banyak pelarut.
4. Temperatur
zat padat umumnya bertambah larut jika suhunya dinaikkan, zat tersebut dikatakan bersifat endoterm karena pada proses kelarutannya memerlukan panas.
5. salting out
salting out adalah perstiwa adanya zat terlarut tertentu yang mempunyai kelarutan lebih besar di banding zat utama, akan menyebabkan penurunan kelarutan zat utama atau terbentuknya endapan karena ada reaksi kimia.
6. Salting in
salting in adalah adanya zat terlarut tertentu yang menyebabkan kelarutan zat utama dalam solvent menjadi besar.
7. Pembentukan kompleks
pembentukan kompleks adalah peristiwa terjadinya interaksi antara senyawa tak larut dengan zat yang larut dengan membentuk garam kompleks.
Macam - Macam sediaan Larutan Obat
solute yang polar akan larut dalam solvent yang polar juga , begitu juga sebaliknya solute yang non polar akan larut dalam solvent yang non polar juga.
2. Cosolvensi
cosolvensi adalah peristiwa kenaikan ke;arutan suatu zat karena adanya penambahan pelarut lain atau modofikasi pelarut.
3. kelarutan
zat yang mudah larut memerlukan sedikit pelarut, zat yang sukar larut memerlukan banyak pelarut.
4. Temperatur
zat padat umumnya bertambah larut jika suhunya dinaikkan, zat tersebut dikatakan bersifat endoterm karena pada proses kelarutannya memerlukan panas.
5. salting out
salting out adalah perstiwa adanya zat terlarut tertentu yang mempunyai kelarutan lebih besar di banding zat utama, akan menyebabkan penurunan kelarutan zat utama atau terbentuknya endapan karena ada reaksi kimia.
6. Salting in
salting in adalah adanya zat terlarut tertentu yang menyebabkan kelarutan zat utama dalam solvent menjadi besar.
7. Pembentukan kompleks
pembentukan kompleks adalah peristiwa terjadinya interaksi antara senyawa tak larut dengan zat yang larut dengan membentuk garam kompleks.
Macam - Macam sediaan Larutan Obat
- Berdasarkan cara pemberian
a. oral : - Potio (obat minum) dimaksudnkan untuk pemakaian per oral , selain berbentuk larutan potio ada
juga yang berbentuk suspensi dan emulsi.
- Elixir adalah sediaan larutan yang mengandung bahan obat dan bahan tambahan( pemanis, pengawet, pewarna, pewangi ) sehingga memiliki bau dan rasa yang sedap dan sebagai pelarut digunakan campiran air - etanol.
- Sirup ada 3 macam : 1. sirup simplex = mengandng 65% gula dalam larutan nipagin 0,25% b/v 2. sirup obat = mengandung satu atau lebih jenis obat dengan atau tampa zat tambahan digunakan untuk pengobatan, 3. sirup pewangi = tidak mengandung obat tetapi mengandung zat pewangi atau penyedap lain. bertujuan untuk menutup rasa dan bau yang tidak enak.
- Netralisasi , Saturasi , Potio efferfescent. a. Netralisasi adalah obat minum yang dibuat dnegan mencampurkan bagian asal dan bagian basa sampai reaksi selasai dan larutan bersifat netral.
b. Saturatio adalah obat minum yang di buat dengan mereakskan asam dengan basa tetapi gas yang terjadi di tahan dalam wadah sehinnga larutan jenuh dengan gas.
c. Potio effefescent adalah larutan yang berbuih yang CO2 nya lewat jenuh
- Guttae (drop) guttae atau obat tetes adalah sediaan cair berupa larutan , emulsi atau suspensi apabila tidak dinyatakan lain dimaksudkan untuk obat dalam.
- Elixir adalah sediaan larutan yang mengandung bahan obat dan bahan tambahan( pemanis, pengawet, pewarna, pewangi ) sehingga memiliki bau dan rasa yang sedap dan sebagai pelarut digunakan campiran air - etanol.
- Sirup ada 3 macam : 1. sirup simplex = mengandng 65% gula dalam larutan nipagin 0,25% b/v 2. sirup obat = mengandung satu atau lebih jenis obat dengan atau tampa zat tambahan digunakan untuk pengobatan, 3. sirup pewangi = tidak mengandung obat tetapi mengandung zat pewangi atau penyedap lain. bertujuan untuk menutup rasa dan bau yang tidak enak.
- Netralisasi , Saturasi , Potio efferfescent. a. Netralisasi adalah obat minum yang dibuat dnegan mencampurkan bagian asal dan bagian basa sampai reaksi selasai dan larutan bersifat netral.
b. Saturatio adalah obat minum yang di buat dengan mereakskan asam dengan basa tetapi gas yang terjadi di tahan dalam wadah sehinnga larutan jenuh dengan gas.
c. Potio effefescent adalah larutan yang berbuih yang CO2 nya lewat jenuh
- Guttae (drop) guttae atau obat tetes adalah sediaan cair berupa larutan , emulsi atau suspensi apabila tidak dinyatakan lain dimaksudkan untuk obat dalam.
b. Peroral
Pemberian
obat per oral adalah memberikan obat yang dimasukkan melalui mulut.
2. Tujuan Pemberian
a. Untuk memudahkan dalam pemberian
b. Proses reabsorbsi lebih lambat sehingga bila timbul efek samping dari obat tersebut dapat segera diatasi
c. Menghindari pemberian obat yang menyebabkan nyeri
d. Menghindari pemberian obat yang menyebabkan kerusakan kulit dan jaringan
2. Tujuan Pemberian
a. Untuk memudahkan dalam pemberian
b. Proses reabsorbsi lebih lambat sehingga bila timbul efek samping dari obat tersebut dapat segera diatasi
c. Menghindari pemberian obat yang menyebabkan nyeri
d. Menghindari pemberian obat yang menyebabkan kerusakan kulit dan jaringan
c. Topikal :
Larutan topikal adalah larutan yag biasanya mengandung air tetapi seringkali juga pelarut lain. larutan topikal yang berupa suspensi disebut lotio . dan di gunakan sebagai obat luar.
- Collyrium adalah sediaan berupa larutan steril, jernih, bebas zarah asing, isotonis digunakan untuk membersihkan mata. Dapat ditambahkan zat dapar dan zat pengawet - Guttae opthalmicae adalah tetes mata berupa larutan atau suspensi steril, cairan pembawanya berair, harus jernih, bebas benda asing, serat dan benang (harus disaring), serta tidak boleh digunakan setelah tutup dibuka > 1 bulan. Dan konsentrasi sunlimatnya tidak boleh > 1:4000
- Collutorium adalah larutan pekat dalam air yang mengandung bahan obat deodoran, antiseptika, anaastetika lokal atau astringensia, disimpan dalam botol kecil putih dan bermulut kecil.
- Collunarium adalah larutan yang digunakan sebagai obat cuci hidung. biasanya berupa larutan dalam air yang ditujukan untuk membersihkan hidung.
- Gargarisma (gargle) adalah sediaan berupa larutan umunya dalam keadaan pekat harus di encerkan dahulu sebelum digunakan , biasanya digunakan untuk pencegahan atau pengonatan infeksi tenggorokan.
- Litus oris adalah cairan agak kental dan pemakaiannya secara disapukan dalam mulut.
- Guttae oris adalah obat tetes mulut yang digunakan untuk mulut dengan cara mengencerkan lebih dahulu dengan air untuk dikumur - kumurkan, dan tidak untuk di telan.
- Guttae nasales adalah obat yang digunakan untuk hidung dengan cara meneteskan obat ke dalam rongga hiding, dapat mengandung zat pensuspensi , pendapar, dan pengawet.
-Guttae auriculares adalah obat tetes yabg digunakan dengan cara meneteskan obat ke dalam telinga , dengan zat pembawa bukan air, zat pembawa harus memiliki kekentalan yang sesuai seperti : propilenglikol dan gliserin.
- Inhalationes sediaan yang dimaksudnkan untuk sedot hiding atau mulut, dismprotkan dalam bentuk kabut dalam saluran pernafasan, tetesan arus berbentuk halus agar dapat mencapai bronkhioli.
- Injectiones dalah larutan steril yang biasa di suntikan kedalam vena atau otot dengan catatan pelarut yang digunakan adalah aquabides.
- Lavement/clsma/enema adalah cairan yang pemakaiannya per rectum / kolon yang digunakan untuk membersihkan atau menghasilkan efek terapi setempat tau sistemik.
- Douche adalah larutan dalam air yang dimasukkan dengan suatu alat ke dalam vagina, baik untuk pengobatan atau pembersihan.
- Ephitema / Obat kompres adalah cairan yang dipakai untuk mendatangkan rasa dingin pada tempat tempat yang panas dan sakit karena radang atau berdasarkan sifat perbedaan tekanan osmose digunakan untuk mengeringkan luka bernanah.
Larutan topikal adalah larutan yag biasanya mengandung air tetapi seringkali juga pelarut lain. larutan topikal yang berupa suspensi disebut lotio . dan di gunakan sebagai obat luar.
- Collyrium adalah sediaan berupa larutan steril, jernih, bebas zarah asing, isotonis digunakan untuk membersihkan mata. Dapat ditambahkan zat dapar dan zat pengawet - Guttae opthalmicae adalah tetes mata berupa larutan atau suspensi steril, cairan pembawanya berair, harus jernih, bebas benda asing, serat dan benang (harus disaring), serta tidak boleh digunakan setelah tutup dibuka > 1 bulan. Dan konsentrasi sunlimatnya tidak boleh > 1:4000
- Collutorium adalah larutan pekat dalam air yang mengandung bahan obat deodoran, antiseptika, anaastetika lokal atau astringensia, disimpan dalam botol kecil putih dan bermulut kecil.
- Collunarium adalah larutan yang digunakan sebagai obat cuci hidung. biasanya berupa larutan dalam air yang ditujukan untuk membersihkan hidung.
- Gargarisma (gargle) adalah sediaan berupa larutan umunya dalam keadaan pekat harus di encerkan dahulu sebelum digunakan , biasanya digunakan untuk pencegahan atau pengonatan infeksi tenggorokan.
- Litus oris adalah cairan agak kental dan pemakaiannya secara disapukan dalam mulut.
- Guttae oris adalah obat tetes mulut yang digunakan untuk mulut dengan cara mengencerkan lebih dahulu dengan air untuk dikumur - kumurkan, dan tidak untuk di telan.
- Guttae nasales adalah obat yang digunakan untuk hidung dengan cara meneteskan obat ke dalam rongga hiding, dapat mengandung zat pensuspensi , pendapar, dan pengawet.
-Guttae auriculares adalah obat tetes yabg digunakan dengan cara meneteskan obat ke dalam telinga , dengan zat pembawa bukan air, zat pembawa harus memiliki kekentalan yang sesuai seperti : propilenglikol dan gliserin.
- Inhalationes sediaan yang dimaksudnkan untuk sedot hiding atau mulut, dismprotkan dalam bentuk kabut dalam saluran pernafasan, tetesan arus berbentuk halus agar dapat mencapai bronkhioli.
- Injectiones dalah larutan steril yang biasa di suntikan kedalam vena atau otot dengan catatan pelarut yang digunakan adalah aquabides.
- Lavement/clsma/enema adalah cairan yang pemakaiannya per rectum / kolon yang digunakan untuk membersihkan atau menghasilkan efek terapi setempat tau sistemik.
- Douche adalah larutan dalam air yang dimasukkan dengan suatu alat ke dalam vagina, baik untuk pengobatan atau pembersihan.
- Ephitema / Obat kompres adalah cairan yang dipakai untuk mendatangkan rasa dingin pada tempat tempat yang panas dan sakit karena radang atau berdasarkan sifat perbedaan tekanan osmose digunakan untuk mengeringkan luka bernanah.
d.
Parenteral
adalah
sediaan parenteral merupakan sediaan steril ( injeksi). Sediaan ini diberikan
melalui beberapa rute pemberian yaitu intravena, intraspinal, intramuskuler,
subkutis dan intradermal.
- Berdasarkan molekul ion.
a. Larutan
miseler
adalah suatu larutan yang mengandung bahan padat terlarut berupa agregat (misel) baik dalam bentuk molekul atau ion. Jadi, larutan miseler dapat dianggap sebagai larutan perserikatan koloid.
b. Larutan makromolekuler
adalah larutan yang mengandung bahan padat terlarut berupa larutan mikromolekuler, tetpi ukuran molekul atau ionnya lebih besar dari mikromolekuler, misalnya larutan PGA, larutan CMC, larutan albumin, dan larutan polivinil pirolidon (Ilmu resep, hal 81).
c. Larutan Mikromolekul
adalah suatu larutan yang secara keseluruhan mengandung mikro inti yang terdiri atas molekul / ion.
adalah suatu larutan yang mengandung bahan padat terlarut berupa agregat (misel) baik dalam bentuk molekul atau ion. Jadi, larutan miseler dapat dianggap sebagai larutan perserikatan koloid.
b. Larutan makromolekuler
adalah larutan yang mengandung bahan padat terlarut berupa larutan mikromolekuler, tetpi ukuran molekul atau ionnya lebih besar dari mikromolekuler, misalnya larutan PGA, larutan CMC, larutan albumin, dan larutan polivinil pirolidon (Ilmu resep, hal 81).
c. Larutan Mikromolekul
adalah suatu larutan yang secara keseluruhan mengandung mikro inti yang terdiri atas molekul / ion.
Diposkan
oleh Trie Marcory di 02.31 Tidak ada komentar:
a.
Natrium
hidrogen karbonat ( NaHCO3 )
Cara melarutkan yang terbaik adalah dengan jalan
menggoyang-goyangkan zat dengan air dalam sebuah botol yang tertutup,
pengocokan kuat hendaknya dihindari. Dan juga dapat dilakukan dengan cara gerus
tuang garamnya dengan air dalam sebuah mortir.
b.
Natrium
hidrogen karbonat bersama – sama dengan natrium salisilat
Pertama larutkan dahulu natrium hidrogen karbonat dengan cara gerus tuang kemudian dalam larutan itu dilaruta natrium salisilat, lalu tambahkan natrium pirofospat 0,75% dari berat larutan NaHCO3.
Pertama larutkan dahulu natrium hidrogen karbonat dengan cara gerus tuang kemudian dalam larutan itu dilaruta natrium salisilat, lalu tambahkan natrium pirofospat 0,75% dari berat larutan NaHCO3.
c.
Sublimat
Dilarutkan dalam 15 air mendidih, setelah dingin
saring dengan kertas saring
d.
Kalium
Permanganat ( PK)
Dilarutkan dalam air panas, setelah dingin larutan
dituang atau disaring dengan saringan kaca G3, tidak boleh memakai kertas
saring atau kapas.
e.
Champora
Digerus halus, masukan kebotol yang kering dan
tertutup, tambahkan etanol 96 % 2X beratnya hingga larut, tambahkan air panas,
kocok kuat sampai larut
f.
ZnCl2
Dilarutkan dalam seluruh air yang ada, kemudian
saring. Setelah disaring tidak boleh diencerkan lagi karena ZnCl2 selalu
mengandung sedikit garam basa yang harus dipisahkan dengan jalan menyaring.
Kalau larutan yang telah jernih diencerkan maka larutan akan keruh kembali.
g.
Tannin
Selalu mengandung sedikit hasil oksidasi yang larut
dalam air tapi tidak larut dalam gliserol , kalau dalam gliserol setelah
dilarutkan harus disaring dengan kapas, kalau ada air dan gliserol larutkan
dulu dalam air baru larutkan dalam gliserol.
h.
Senyawa
Perak ( Argentum )
Argentum coloidal
( Collargol ) dan Argentum proteinatum ( Protargol ) ditaburkan diatas
air sama banyak. Biarkan ditempat gelap 15’ lalu gerus halus dalam mortil. Jika
ada gliserin, gerus dengan gliserin dulu baru ditambahkan air.
i.
Ekstrak
-
Ekstrak
kental tambahkan surfaktan ( contoh : tween 80 sebanyak 1 % digerus tambahkan
dengan air sama banyak, lalu diencerkan sedikit demi sedikit dalam air hangat.)
-
Ekstrak
kering ditaburkan diatas air sama banyak, diamkan 15’ lalu gerus dan diencerkan
dengan air.
j.
Succus
Liquiritiae
Digerus dalam mortir dengan air panas sama banyak,
tambahkan air panas mendidih.
k.
Alkaloid
Merupakan basa lemah yang tidak larut dalam air tetapi
garamnya mudah larut dalam air.
No comments:
Post a Comment