Monday, September 5, 2016

KISI KISI FARMAKOGNOSI KELAS XII


FARMAKOGNOSI
BAB I
Antibiotika

Antibiotika adalah senyawa kimia yang dihasilkan oleh jasad renik, dan dalam kadar yang sangat kecil mempunyai kemampuan untuk membunuh atau menghambat pertumbuhan jasad renik lain (virus, riketsia, bacteria, protozoa, cendawan).
          Dewasa ini pengertian antibiotika juga mencakup senyawa-senyawa kimia yang bersifat bakteriostatik (menghambat pertumbuhan bakteri) dan atau yang bersifat bakterisida (membunuh kuman) dan diperoleh secara sintesia murni (misalnya kloramfenikol dan tetrasiklina) atau secara semi sintesia (misalnya ampisilina dan kloksasilina).
          Contoh dari antibiotika golongan penisilia yang diperoleh dari biakan jasad renik dan yang diperoleh dengan cara semisintesa adalah sebagai berikut :

Penisilina alam
:
Benetamina penisilina, benzatina penisilina, benzil penisilina,
Fenoksimetil penisilina, prokaina penisilina.
Penisilina semisintesa
:
Ampisilina, kloksasilina, metisilina, nafsilina, oksasilina, penamesilina, propisilina.

          Perkataan antibiotika berasal dari 2 perkataan Yunani, yaitu : anti yang berarti melawan dan bio yang berarti kehidupan. Antbiotika “Broad spectrum” adalah antibiotika yang efektif berbagai kelompok jasad renik (kelompok virus, riketsia, kuman dan lain sebagainya) dan berfaedah untuk pengobatan infeksi ganda.
          Antibiotika yang termasuk “Broad spectrum” antara lain adalah ampisilina, karbensilina, kloramfenikol, klortetrasiklina, demitilklortetrasiklina, doksisiklina, gentamisina, kanamisina, neomisina, oksitetrasiklina dan derivatnya, rolitetrasiklina dan tetrasiklina.
          Antibiotika yang cocok untuk pengobatan terhadap infeksi kuman-kuman gram positif antara lain adalah basitrasina, penisilina dan derivatnya, gramisidin, linkomisina, novohiosina, natrium fusidat, spiramisina, triasetiloleandomisina, tirotrisina dan vankomisina.
          Antibiotika untuk pengobatan infeksi kuman gram negatif, antara lain adalah kolistina, polimiksina B dan sulfokmiksina.
          Untuk pengobatan tuberkulosa dan lepra digunakan sikloserinadihidrostrep tomisina, streptomisina, rifamisina dan viomisina untuk pengobatan infeksi protozoa digunakan paranomisina.

1. POLYMYXINI B SULFAS = Polimiksina B Sulfat (F.I)

Sumber
:
Polimiksina B sulfat adalah campuran garam sulfat anti mikroba yang dihasilkan oleh biakan pilihan Bacillus polymixa (Familia Bacillaceae), atau yang dibuat dengan cara lain.
Sediaan
:
Serbuk warna putih sampai kuning gading, tidak berbau atau berbau lemah
2.DOXYCYCLINUM (F.I)

Sumber
:
Termasuk golongan tetracycline dan dibuat secara sintesa
Pemerian
:
Serbuk hablur kuning.
Sediaan
:
Doxycyclinum pro suspension, Doxycyclinum Hydrochloridum Capsulae
3. ERYTHOMYCINUM = Eritromisina (F.I)

Sumber
:
Zat anti mikroba yang dihasilkan oleh biakan pilihan Streptomyces erythreus Waksman (Familia  Streptomycetaceae)
Pemerian
:
Serbuk hablur, warna putih atau agak kuning, tidak berbau, atau hampir tidak berbau, rasa pahit, agak higroskopik.
Sediaan
:
Erithromycini Compressi, Erithromycini Stearas.


4. FRAMYCETINI SULFAS = Framisetina Sulfat (F.I)

Sumber
:
Zat anti mikroba yang yang dihasilkan               oleh biakan pilihan Streptomyces fradial             atau Streptomcyces decaris (Famila streptomyceataceae).
Pemerian
:
Serbuk putih, putih kekuningan, tidak berbau, hampir tidak berbau, tidak berasa, higroskopik.


5.       GENTAMICINI SULFAS = Gentamicina Sulfat (F.I)

Sumber
:
Gentamicina Sulfat adalah garam sulfat zat anti mikroba yang dihasilkan oleh Micromonosphora purpurea.
Persyaratan Kadar
:
Potensi tiap mg setara dengan tidak kurang dari 590 mcg gentamisina, dihitung sebagai zat anhidrat.
Pemerian
:
Serbuk, warna putih sampai coklat.
Sediaan
:
Gentamycini Sulfatis Cremor, Gentamycini Sulfatis Compressi.


6.       GRISEOFUIVINUM = Griseofulfina (F.I)

Sumber
:
Griseofulfina adalah anti fungi yang dihasilkan oleh biakan pilihan Penisillinum griseofulvumatum atau diperoleh dengan              cara lain
Persyaratan Kadar
:
Mengandung tidak kurang 97,0%dan tidak lebih dari 102,0% C17H17ClO6, dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.
Pemerian
:
Serbuk warna putih sampai kuning gading pucat, tidak berbau tidak berasa, umumnya ukuran zarah maksimum sampai 5 µm, boleh terdapat beberapa  zarah berukuran lebih dari 30 µm.
Sediaan
:
Griseofulvini Compressi (F.I)


7. KALII BENZYLPENICILLINUM
      = Kalium Benzilpenisilina (F.I)

Sumber
:
Kalium penisilina G. adalah garam kalium asam zat anti mikroba yang dihasilkan oleh biakan pilihan Penicilium notatum (Familia Aspergilaseae) dan jasad renik sejenis, atau dibuat dengan cara lain.

Persyaratan Kadar
:
Kadar Penisilina jumlah, dihitung sebagai C16H17KN2C4S, tidak kurang dari 90,0%
Pemerian
:
Serbuk hablur renik, halus warna putih. Jika diperiksa dalam parafin cair ringan menggunakan mikroskop polarisasi, sebagian besar tampak sebagai bagian yang dapat larut, membias rangkap dan jika bidang polarisasi diputar mempunyai tempat pemadaman.
Sediaan
:
Kalii Benzylpenicillina Compressi (F.I)


8.       KANAMYCINI SULFAS = Kanamisina Sulfat (F.I)

Sumber
:
Kanamisina sulfat adalah garam monosulfat, C18H36N4C11SO4 (BM 582,60) atau garam sulfat asam C18H36N4O111,7H2SO4 (BM 651,20) kanamisina, zat anti mikroba yang dihasilkan oleh Streptomyces kanamycetus (Familia Streptoecetaseae)
Pemerian
:
Serbuk hablur, warna putih atau hampir putih, tidak berbau atau hampir tidak berbau
Sediaan
:
Kanamycini Sulfatis Injectio

Pemerian











:
Serbuk hablur warna putih
9. NATRII CARBENICILLINUM (F.I)

Persyaratan Kadar
:
Mengandung tidak kurang dari 89% C17H16N2Na2O6S dihitung terhadap zat anhidrat
Pemerian
:
Serbuk putih atau hampir putih, tidak berbau, rasa pahit, higroskopik.
Sediaan
:
Natrii Carbenicillinum Pro Injectio.




10. NATRII DICLOXACILLINUM (F.I)
      = Natrium Dikloksasilina

Sumber
:
Derivatnya Penicillina.
Pemerian
:
Serbuk hablur tidak berwarna, rasa pahit
Sediaan
:
Natrii Dicloxacillini Capsulae, Natrii Dicloxacillinum Suspension.


11. NEOMYCINI SULFAS = Neomisina Sulfat (F.I)

Sumber
:
Neomisina sulfat adalah campuran garam sulfat zat anti mikroba yang dihasilkan oleh biakan pilihan Streptomyces Fradiae (Familia Streptomycetaceae).
Pemerian
:
Serbuk warna putih atau putih kekuningan, hampir tidak berbau, higroskopik.


12. NOVOBIOCINUM CALCINUM
      = Novobiosina Kalsium (F.I)

Sumber
:
Novobiosina kalsium adalah garam kalsium zat anti mikroba yang dihasilkan oleh Streptomyces niveus (Familia Streptomycetaceae) atau jasad hidup sejenis atau yang dibuat dengan cara lain.
Pemerian
:
Serbuk hablur, warna putih kekuningan, tidak berbau, rasa manis kemudian pahit.
Sediaan
:
Novobiocini Compressi


13. NOVONIOCINUM NATRIUM
      =  Novobiosina Natrium (F.I)

Sumber
:
Novobiosina natrium adalah garam natrium zat antu mikroba yang dihasilkan oleh Streptomyces niveus (Familia Streptomytaceae) atau jasad hidup sejenis, atau yang dibuat dengan cara lain.
Pemerian
:
Serbuk hablur, warna putih atau hampir putih kekuningan, tidak berbau, rasa manis, kemudian pahit.
Sediaan
:
Novobiosini Compressi


14. NYSTATINUM  = Nistatina (F.I)

Sumber
:
Nistatina adalah zat anti fungi yang umumnya dihasilkan oleh biakan Streptomyces nursei (Familia Streptomycetaceae) atau dengan          cara lain.
Pemerian
:
Serbuk warna kuning sampai coklat muda, bau khas
Sediaan
:
Nystatini Compressi, Nystatinum pro Suspensione, Nystatini Unguentum



15. OXYTETRACYCLINI HYDROCHLORIDUM 
      = Oxytetrasiklina Hidroklorida (F.I)

Sumber
:
Oksitetrasiklina hidroklorida adalah garam hidroklorida zat anti mikroba yang dihasilkan oleh biakan pilihan Streptomyces remosus (Familia Streptomycetaceae) atau yang dibuat dengan cara lain.
Pemerian
:
Serbuk hablur, warna kuning, tidak berbau, rasa pahit, hidrogrospik.
Sediaan
:
Oxytetracyclini Hydrochloridi Capsule, Oxytetracyclini Hydrochloridi pro Injection.






9. NATRII BENZYPENICILLINUM  (F.I)

Sumber
:
Natrium dari asam bersifat anti mikroba yang dihasilkan oleh biakan pilihan Penicillinum notatum (Familia Aspergillaceae), atau jasad renik sejenis, atau dibuat dengan cara lain

Persyaratan Kadar
:
Kadar Penicillina jumlah dihitung sebagai C16H17N2Na4S, tidak kurang dari 90,0% kadar natrium benzulpenicillina, C16H17NaO4S tidak kurang dari 90,0%.

16. RIFAMYCINUM (F.I)  = Rifamisina

Sumber
:
Adalah kelompok bagi sejumlah zat anti mikroba yang dihasilkan oleh biakan pilihan Streptomyeces mediterranei

Jenis-jenis rifamisina ditandai dengan huruf-huruf dibelakang namanya. Rifamisina A, B, C, D dan E diperoleh dari alam.

Rifamisina O, S dan SV adalah derivat dari rifamisina B.
Sediaan
:
Rifamycini Capsulae




 17. STREPTOMYCINI SULFAS  = Streptomisina Sulfat (F.I)

Sumber
:
Streptomysina Sulfat adalah garam sulfat zat antimikroba yang dihasilkan oleh biakan pilihan Streptomyces griseus (Kransky) Waksman et Nenrici (Familia Streptomycetaceae), atau yang dibuat dengan cara lain.
Pemerian
:
Zat padat warna putih atau hampir putih, tidak berbau atau berbau lemah, rasa agak pahit
Sediaan
:
Streptomycini Sulfatis Injectione, Streptomycini Sulfatis Pro Injectione.


18. TETRACYCLINUM (F.I) = Tetrasiklina       
Sumber
:
Tetrasiklina adalah zat antimikroba yang duperoleh dengan cara deklorinasi klotetrasiklina, atau dengan mereduksi oksitetrasiklina, atau dengan cara fermentasi.
Pemerian
:
Serbuk hablur renik, warna kuning tidak berbau
Sediaan
:
Tetracyclini Suspensione


19. TETRACYCLINI HYDROCHLORIDUM (F.I) 
      = Tetrasiklina hydroklorida F.I.

Sumber
:
Tetrasiklina Hydroklorida adalah garam hidroklorida zat antimikroba yang diperoleh dengan cara mereduksi katalitik klortetrasiklina atau dihasilkan oleh biakan pilihan Streptomyces aureofaciens (Familia Streptomycetaceae).
Sediaan
:
Tetracyclina Hydrochloridi Capsulae.

20.  VANCOMYCINI HYDROCHLORIDUM F.I.
      = Vankomisina Hidroklorida

Sumber
:
Antimikroba yang umumnya dihasilkan oleh biakan pilihan Streptomyces orientalis (Familia Streptomecetaceae), atau yang dibuat dengan cara lain
Pemerian
:
Serbuk warna coklat muda, tidak berbau, rasa pahit
  
21. VIOMYCINISULFAS  =  Viomisina Sulfas (F.I)

Sumber
:
Viomisina sulfat adalah garam sulfat antimikroba yang dihasilkan oleh biakan pilihan Streptonyces griseus var purpureus (Familia Streptomycetaceae) atau dengan cara lain.
Pemerian
:
Serbuk pahit, agak higroskopik
Sediaan
:
Viomycini Sulfatis pro Injectione


BAB II

Imunoserum


             Imunoserum adalah sediaan cair atau sediaan kering beku, mengandung imunoglobulin khas yang diperoleh secara pemurnian serum hewan yang telah dikebalkan. Imunoserum mempunyai khasiat khas menetralkan toksin kuman atau bisa ular atau mengikat kuman atau virus atau antigen lain yang sama dengan yang digunakan pada pembuatannya.
             Imunoserum diperoleh dari hewan sehat yang telah dikebalkan dengan penyuntikan toksin atau toksoida, bisa ular atau suspensi jasad renik atau diberi penisilina.
             Zat pengawet yang cocok dapat ditambahkan, dan harus ditambahkan untuk sediaan yang disimpan dalam dosis ganda. Sediaan yang diperoleh dengan pengeringan bekuan mengandung air tidak lebih dari 1,0 %.  Rekontutitusi dilakukan pada saat akan digunakan.

Pemerian :
Imunoserum cair
:
Tidak keruh, hampir tidak berwarna atau kuning sangat lemah, hampir tidak berbau kecuali bau bakterisida yang ditambahkan.
Imunoserum kering beku
:
Serbuk atau kerak, tidak berwarna atau kuning pucat.larutan dalam air menyerupai imunoserum cair

Persyaratan berikut berlaku untuk imunoserum cair dan imunoserum kering beku yang direkonstitusi.


1. IMUNOSERUM ANTIDIPHTHERICUM 
    = Imunoserum Antidifteri = Antitoksin Difteri

Persyaratan Kadar
:
Imunoserum antidiferi mengandung globulin dengan antitoksin khas yang dapat menetralkan toksin Corynebacterium diphtherioe potensi kurang dari 1000 UI per ml.
Pemerian
:
Keasaman-kebasaan : Albumin : Protein asing : protein jumlah : Toksisitas abnormal : Penyimpanan Memenuhi syarat yang tertera pada Imunosera.
Identifikasi
:
Mempunyai aktivitas khas menetralkan toksin Corynebacterium diphtheriae dan tetap tidak berbahaya bagi hewan yang peka


2. IMUNOSERUM ANTIRABIENICUM
    = Imunoserum  Antirabies = Antitoksin Rabies

Persyaratan Kadar
:
Imunoserum Antirabies mengandung globulin anti khas rabies yang dapat menetralkan virus rabies.
Pemerian
:
Keasaman-kebasaan ; Albumin; Protein Asing ; protein jumlah; Toksin abnormal; Sterilitas, penyimpanan memenuhi syarat yang tertera pada immunosera.
Identifikasi
:
Mempunyai aktivitas khas menetralkan virus rabies dan tetap tidak berbahaya bagi hewan yang peka.


3. IMUNOSERUM ANTITETANICUM
    =  Imunoserum Antitetanus = Antitoksin Tetanus

Persyaratan Kadar
:
Imunoserum Antitetanus mengandung globulin antitoksin khas yang dapat menetralkan toksin Clostridium tetani.
Pemerian
:
Keasaman-kebasaan ; Albumin; Protein Asing ; protein jumlah; Toksisitas abnormal; Streilitas, penyimpangan memenuhi syarat yang tertera pada immunosera.
Identifikasi
:
Mempunyai aktivitas khas menetralkan toksin Clostridium tetani dan tetap tidak berbahaya bagi hewan yang peka

BAB III

Vaksin


Vaksina adalah sediaan mengandung antigen, dapat berupa kuman mati, kuman inaktif, kuman hidup yang dilumpuhkan virulensinya tanpa merusak potensi antigennya, digunakan untuk menimbulkan kekebalan aktif dan khas terhadap infeksi kuman atau toksinnya.
             Vaksin dibuat dari bakteri, riketsia, virus atau toksin dengan cara berbeda-beda sesuai jenisnya seperti tertera pada masing-masing monografi, sedemikian rupa sehingga masih tetap identitasnya dan bebas cemaran jasad renik.
             Zat tambahan yang cocok dapat ditambahkan sewaktu pembuatan, tetapi penisilina atau streptomisina tidak boleh digunakan pada setiap tahap pembuatan atau dalam hasil akhir. Jika streptomisina digunakan dalam pembuatan biakan sel untuk vaksin virus, harus dibebaskan dari medium pembenihannya sewaktu hendak ditunasi virus.
             Hasil akhir diwadahkan secara teknik aseptik ke dalam wadah steril dan akhirnya ditutup kedap untuk menghilangkan cemaran. Bakterisida yang cocok dapat ditambahkan ke dalam vaksin inaktif steril dan selalu ditambahkan, kecuali dinyatakan lain, jika sediaan yang diedarkan dalam wadah tertutup kedap kemungkinan akan terjadi kemunduran aseptiknya dalam kondisi yang berbeda.
             Untuk vaksin yang kering dibekukan, cara pengeringbekuan harus sedemikian rupa sehingga memungkinkan mengurangi kadar air hingga tidak kurang dari 2,0 %. Jika vaksin mengandung fenol, kadar tidak boleh lebih dari 0,5 % b/v. Penambahan fenol tidak diharuskan.
             Sterilitas semua vaksin steril harus memenuhi syarat uji sterilitas yang tertera pada uji keamanan hayati. Penyimpanan kecuali dinyatakan lain, vaksin cair disimpan pada suhu 20 hingga 100,  hindarkan terjadinya pembekuan, vaksin kering disimpan pada suhu tidak lebih dari 200,  terlindung dari cahaya.

Penandaan pada etiket harus juga tertera :
  1. banyaknya ml jumlah dalam wadah, untuk vaksin cair.
  2. dosis dan
  3. daluwarsa



Vaksin Bakteri 
             Biakan bakteri dapat ditumbuhkan pada medium perbenihan padat. Kuman dipanen dari perbenihan menggunakan larutan klorida P atau zat pembawa lain yang cocok.
             Medium perbenihan cair dapat juga digunakan untuk biakan bakteri sebagian atau seluruhnya. Biakan dapat digunakan untuk membuat vaksin yang dapat dilakukan secara kimia, fisika atau biokimia. Untuk vaksin steril, kuman dimatikan sedemikian rupa sehingga harus tetap menguasai potensi pengebal.
             Dapat ditetapkan jumlah bakteri yang hidup atau yang mati per ml species atau varietas bakteri yang terdapat dalam sediaan. Dapat juga ditetapkan derajat kesuburan.
Pemerian suspensi : umumnya putih dalam cairan tak berwarna atau cairan agak berwarna.
Toksisitas abnormal memenuhi syarat toksisitas abnormal yang tertera pada uji keamanan hayati.


Vaksin Virus dan Vaksin Riketsia
             Vaksin dibuat dari jaringan darah yang diperoleh dari hewan yang terinfeksi dari biakan perbenihan telur atau biakan jaringan. Kuman dapat dimatikan sebagian atau seluruh biakan yang dapat dilakukan dengan cara fisika, kimia, atau biokimia.
             Bakterisida yang cocok dapat ditambah ke dalam vaksin steril vaksin virus hidup atau vaksin riketsia hidup asalkan bakterisida itu tidak mempunyai keaktifan terhadap virus atau riketsia.


Toksida Bakteri
             Dibuat dari toksin yang dihasilkan biakan bakteri dengan menghilangkan atau setidaknya mengurangi toksisitasnya hingga batas serendah mungkin dengan cara kimia, fisika atau biokimia tanpa menghilangkan atau mengurangi daya pengebalannya.
Pemerian cairan jernih : tidak berwarna atu suspensi, zarah putih atau abu-abu dalam cairan tidak berwarna atau kuning.
Toksisitas abnormal memenuhi syarat toksisitas abnormal yang tertera dalam uji keamanan hayati.

Vaksin Campur
Merupakan campuran dua vaksin tunggala atua lebih.
Pemerian :  cairan jenuh atau suspensi dengan berbagai opelesennya : umumnya putih dalam cairan tidak berwarna atau agak berwarna.
Toksistas abnormal memenuhi syarat toksisitas abnormal yang tertera pada uji keamanan hayati.


1. VACCINUM BACILLI CALMETTE GUERINI CRYODESICCATUM = Vaksin Basil Calmette Guerin Beku Kering

Cara memperoleh
:
Vaksin Basil Calmette Guerin adalah vaksin bakteri hidup biakan pilihan Basil Colmette Guerin Mycobacterium tuberculosis varbosis yang dikeringkan. Biakan pilihan dipelihara sedemikian rupa hingga tetap mempunyai daya membuat manusia peka terhadap tuberculin dan relatif tidak patogen terhadap manusia dan hewan uji.

Bakteri ditumbuhkan pada perbenihan yang cocok selama tidak lebih dari 14 hari. Hasil panen biakan, jika perlu diencerkan hingga diperoleh kadar yang dikehendaki, disuspensikan dalam larutan isotonik yang cocok dan steril yang dapat mengawetkan daya antigen serta kemampua hidup vaksin, dimasukkan ke dalam wadah kaca steril, dibekukeringkan kemudian ditutup kedap.
Sebelum digunakan, ditambahkan pelarut steril yang cocok.
2. VACCINUM CHOLERAE = Vaksin Kolera

Cara memperoleh
:
Vaksin kolera adalah suspensi steril biakan pilihan Vibrio Cholerae yang cocok, mengandung tidak kurang dari 8.000 juta kuman tiap dosis tunggal, 1 dosis tunggal tidak lebih dari 1 ml.
Pemerian
:
Toksisitas abnormal, sterilitas, penyimpanan, penandaan memenuhi syarat yang tertera pada vaccina
Identifikasi
:
Dilakukan secara aglutinasi menggunakan immunoserum khas.
Penetapan potensi, penetapan dilakukan dengan membandingkan dosis sediaan uji terhadap dosis sediaan baku, masing-masing dapat memberikan perlindungan yang sama pada mencit terhadap biakan pilihan Vibrio cholerae yang cocok.

3. VACCINUM DIPHTHERIAE ADSORBATUM
     =   Vaksin Difteri Jerap

Cara memperoleh
:
Vaksin Difteri jerap adalah toksida formol difteri terjerap pada zat jerap, umumnya alumunium hidroksida atau alumunium fosfat dengan kemurnian tidak kurang dari 1500 lf per mg protein N
Pemerian
:
Sterilitas, penyimpanan memenuhi syarat yang tertera pada vaccina.
Identifikasi
:
Mempunyai aktifitas khas membentuk antitoksin yang dapat menetralkan toksin Corynebacterium diphtheriae.

.
4. VACCINUM DIPHTHERIAE PERTUSSIS ET TETANI ADSORBATUM = Vaksin Difteri Pertusis Tetanus Jerap
=      Vaksin DPT Jerap

Cara memperoleh
:
Vaksin Difteri Pertusisi Tetanus jerap adalah campuran toksoida formol tetanus suspensi kuman mati Bardeella pertusis terjerap pada zat jerap umumnya alumunium hidroksida atau alumunium fosfat, dengan kemurnian tidak kurang dari 1000 lf per ml protein N.
Pemerian
:
Sterilitas, Penyimpanan memenuhi syarat yang tertera pada vaccina.
Identifikasi
:
Memenuhi aktifitas khas membentuk antitoksin yang dapat menetralkan toksin Corynetacterium diphteriae dan toksin Clostridium tetani serta membentuk zat anti terhadap Bordetella pertusis.
Ketentuan
:
Vaccinum Diphtheriae Et Pertusis EFI, vaksin Difteri dan pertusis EFI.
Vaksin Difteri dan pertusis adalah campuran Difteri dan Vaksin Pertusis


5.VACCINUM DIPHTHERIAE ET TETANI ADSORBATUM
   = Vaksin Difteri Tetanus Jerap

Cara memperoleh
:
Vaksin Difteri Tetanus jerap mengandung toksoida formol tetanus terjerap pada zat jerap umumnya alumunium hidroksida akan alumunium fosfat.
Pemerian
:
Sterilitas, penyimpanan, memenuhi syarat yang tertera pada vaksin.
Identifikasi
:
Mempunyai aktifitas khas membentuk antitoksin yang dapat menetralkan toksin Corynebacterium diphtheriae dan toksin Clostridium tetani.


6. VACCINUM PERTUSIS = Vaksin Pertusis

Cara memperoleh
:
Vaksin pertusis adalah suspensi Boedetella pertusis mati dalam larutan natrium klorida P. Mengandung bakterisida yang cocok dalam kadar yang tidak berpengaruh terhadap daya pengebal vaksin. Potensi tidak kurang dari 4 UI tiap dosis tunggal, 1 dosis tunggal tidak lebih dari 1 ml.
Pemerian
:
Toksisitas abnormal; Sterilitas; Penyimpanan memenuhi syarat yang tertera pada vaccina.

Identifikasi
:
Dilakukan secara aglutinasi menggunakan antiserum khas.


7. VACCINUM POLIOMYELITIDIS INACTIVACUM
    = Vaksin Polio Inaktif

Cara memperoleh
:
Vaksin polio inakif adalah suspensi biakan virus tipe 1,2 dan 3 atau campuran dari padanya yang telah mati, mengandung tidak kurang dari                3 x 10TC LD50 tipe 1 dan 3, dan tidak kurang dari 1 x 106 TC LD50 tipe 2 per ml.
Pemerian
:
Tidak berwarna atau kemerah-merahan.
Identifikasi
:
Jika disuntikkan pada hewan akan merangsang pembentukan zat penawar terhadap virus tipe         1,2 dan 3.
8. DOXYCYCLINUM (F.I)

Sumber
:
Termasuk golongan tetracycline dan dibuat secara sintesa
Pemerian
:
Serbuk hablur kuning.
Sediaan
:
Doxycyclinum pro suspension, Doxycyclinum Hydrochloridum Capsulae
9.. ERYTHOMYCINUM = Eritromisina (F.I)

Sumber
:
Zat anti mikroba yang dihasilkan oleh biakan pilihan Streptomyces erythreus Waksman (Familia  Streptomycetaceae)
Pemerian
:
Serbuk hablur, warna putih atau agak kuning, tidak berbau, atau hampir tidak berbau, rasa pahit, agak higroskopik.
Sediaan
:
Erithromycini Compressi, Erithromycini Stearas.


10. FRAMYCETINI SULFAS = Framisetina Sulfat (F.I)

Sumber
:
Zat anti mikroba yang yang dihasilkan               oleh biakan pilihan Streptomyces fradial             atau Streptomcyces decaris (Famila streptomyceataceae).
Pemerian
:
Serbuk putih, putih kekuningan, tidak berbau, hampir tidak berbau, tidak berasa, higroskopik.


11.     GENTAMICINI SULFAS = Gentamicina Sulfat (F.I)

Sumber
:
Gentamicina Sulfat adalah garam sulfat zat anti mikroba yang dihasilkan oleh Micromonosphora purpurea.
Persyaratan Kadar
:
Potensi tiap mg setara dengan tidak kurang dari 590 mcg gentamisina, dihitung sebagai zat anhidrat.
Pemerian
:
Serbuk, warna putih sampai coklat.
Sediaan
:
Gentamycini Sulfatis Cremor, Gentamycini Sulfatis Compressi.


12.     GRISEOFUIVINUM = Griseofulfina (F.I)

Sumber
:
Griseofulfina adalah anti fungi yang dihasilkan oleh biakan pilihan Penisillinum griseofulvumatum atau diperoleh dengan              cara lain
Persyaratan Kadar
:
Mengandung tidak kurang 97,0%dan tidak lebih dari 102,0% C17H17ClO6, dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.
Pemerian
:
Serbuk warna putih sampai kuning gading pucat, tidak berbau tidak berasa, umumnya ukuran zarah maksimum sampai 5 µm, boleh terdapat beberapa  zarah berukuran lebih dari 30 µm.
Sediaan
:
Griseofulvini Compressi (F.I)


13. KALII BENZYLPENICILLINUM
      = Kalium Benzilpenisilina (F.I)

Sumber
:
Kalium penisilina G. adalah garam kalium asam zat anti mikroba yang dihasilkan oleh biakan pilihan Penicilium notatum (Familia Aspergilaseae) dan jasad renik sejenis, atau dibuat dengan cara lain.

Persyaratan Kadar
:
Kadar Penisilina jumlah, dihitung sebagai C16H17KN2C4S, tidak kurang dari 90,0%
Pemerian
:
Serbuk hablur renik, halus warna putih. Jika diperiksa dalam parafin cair ringan menggunakan mikroskop polarisasi, sebagian besar tampak sebagai bagian yang dapat larut, membias rangkap dan jika bidang polarisasi diputar mempunyai tempat pemadaman.
Sediaan
:
Kalii Benzylpenicillina Compressi (F.I)


14.     KANAMYCINI SULFAS = Kanamisina Sulfat (F.I)

Sumber
:
Kanamisina sulfat adalah garam monosulfat, C18H36N4C11SO4 (BM 582,60) atau garam sulfat asam C18H36N4O111,7H2SO4 (BM 651,20) kanamisina, zat anti mikroba yang dihasilkan oleh Streptomyces kanamycetus (Familia Streptoecetaseae)
Pemerian
:
Serbuk hablur, warna putih atau hampir putih, tidak berbau atau hampir tidak berbau
Sediaan
:
Kanamycini Sulfatis Injectio



15. NATRII BENZYPENICILLINUM  (F.I)

Sumber
:
Natrium dari asam bersifat anti mikroba yang dihasilkan oleh biakan pilihan Penicillinum notatum (Familia Aspergillaceae), atau jasad renik sejenis, atau dibuat dengan cara lain

Persyaratan Kadar
:
Kadar Penicillina jumlah dihitung sebagai C16H17N2Na4S, tidak kurang dari 90,0% kadar natrium benzulpenicillina, C16H17NaO4S tidak kurang dari 90,0%.
Pemerian
:
Serbuk hablur warna putih

No comments:

Post a Comment