FARMAKOGNOSI
BAB I
Antibiotika
Antibiotika adalah senyawa kimia yang dihasilkan oleh
jasad renik, dan dalam kadar yang sangat kecil mempunyai kemampuan untuk
membunuh atau menghambat pertumbuhan jasad renik lain (virus, riketsia,
bacteria, protozoa, cendawan).
Dewasa ini pengertian antibiotika juga
mencakup senyawa-senyawa kimia yang bersifat bakteriostatik (menghambat
pertumbuhan bakteri) dan atau yang bersifat bakterisida (membunuh kuman) dan
diperoleh secara sintesia murni (misalnya kloramfenikol dan tetrasiklina) atau
secara semi sintesia (misalnya ampisilina dan kloksasilina).
Contoh dari antibiotika golongan
penisilia yang diperoleh dari biakan jasad renik dan yang diperoleh dengan cara
semisintesa adalah sebagai berikut :
Penisilina
alam
|
:
|
Benetamina
penisilina, benzatina penisilina, benzil penisilina,
Fenoksimetil
penisilina, prokaina penisilina.
|
Penisilina
semisintesa
|
:
|
Ampisilina,
kloksasilina, metisilina, nafsilina, oksasilina, penamesilina, propisilina.
|
Perkataan antibiotika berasal dari 2
perkataan Yunani, yaitu : anti yang berarti melawan dan bio yang berarti
kehidupan. Antbiotika “Broad spectrum” adalah antibiotika yang efektif berbagai
kelompok jasad renik (kelompok virus, riketsia, kuman dan lain sebagainya) dan
berfaedah untuk pengobatan infeksi ganda.
Antibiotika yang termasuk “Broad
spectrum” antara lain adalah ampisilina, karbensilina, kloramfenikol,
klortetrasiklina, demitilklortetrasiklina, doksisiklina, gentamisina,
kanamisina, neomisina, oksitetrasiklina dan derivatnya, rolitetrasiklina dan
tetrasiklina.
Antibiotika yang cocok untuk
pengobatan terhadap infeksi kuman-kuman gram positif antara lain adalah
basitrasina, penisilina dan derivatnya, gramisidin, linkomisina, novohiosina,
natrium fusidat, spiramisina, triasetiloleandomisina, tirotrisina dan
vankomisina.
Antibiotika untuk pengobatan infeksi
kuman gram negatif, antara lain adalah kolistina, polimiksina B dan
sulfokmiksina.
Untuk pengobatan tuberkulosa dan lepra
digunakan sikloserinadihidrostrep tomisina, streptomisina, rifamisina dan
viomisina untuk pengobatan infeksi protozoa digunakan paranomisina.
1. POLYMYXINI B SULFAS = Polimiksina B Sulfat (F.I)
Sumber
|
:
|
Polimiksina
B sulfat adalah campuran garam sulfat anti mikroba yang dihasilkan oleh
biakan pilihan Bacillus polymixa (Familia Bacillaceae), atau yang
dibuat dengan cara lain.
|
Sediaan
|
:
|
Serbuk
warna putih sampai kuning gading, tidak berbau atau berbau lemah
|
2.DOXYCYCLINUM (F.I)
Sumber
|
:
|
Termasuk
golongan tetracycline dan dibuat secara sintesa
|
Pemerian
|
:
|
Serbuk
hablur kuning.
|
Sediaan
|
:
|
Doxycyclinum
pro suspension, Doxycyclinum Hydrochloridum Capsulae
|
3. ERYTHOMYCINUM = Eritromisina (F.I)
Sumber
|
:
|
Zat anti mikroba yang dihasilkan oleh biakan pilihan
Streptomyces erythreus Waksman (Familia Streptomycetaceae)
|
Pemerian
|
:
|
Serbuk
hablur, warna putih atau agak kuning, tidak berbau, atau hampir tidak berbau,
rasa pahit, agak higroskopik.
|
Sediaan
|
:
|
Erithromycini
Compressi, Erithromycini Stearas.
|
4. FRAMYCETINI SULFAS = Framisetina Sulfat (F.I)
Sumber
|
:
|
Zat anti
mikroba yang yang dihasilkan
oleh biakan pilihan Streptomyces fradial atau Streptomcyces decaris
(Famila streptomyceataceae).
|
Pemerian
|
:
|
Serbuk
putih, putih kekuningan, tidak berbau, hampir tidak berbau, tidak berasa,
higroskopik.
|
5. GENTAMICINI SULFAS =
Gentamicina Sulfat (F.I)
Sumber
|
:
|
Gentamicina
Sulfat adalah garam sulfat zat anti mikroba yang dihasilkan oleh Micromonosphora
purpurea.
|
Persyaratan Kadar
|
:
|
Potensi
tiap mg setara dengan tidak kurang dari 590 mcg gentamisina, dihitung sebagai
zat anhidrat.
|
Pemerian
|
:
|
Serbuk,
warna putih sampai coklat.
|
Sediaan
|
:
|
Gentamycini
Sulfatis Cremor, Gentamycini Sulfatis Compressi.
|
6. GRISEOFUIVINUM = Griseofulfina
(F.I)
Sumber
|
:
|
Griseofulfina
adalah anti fungi yang dihasilkan oleh biakan pilihan Penisillinum
griseofulvumatum atau diperoleh dengan cara lain
|
Persyaratan Kadar
|
:
|
Mengandung
tidak kurang 97,0%dan tidak lebih dari 102,0% C17H17ClO6,
dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.
|
Pemerian
|
:
|
Serbuk warna putih sampai
kuning gading pucat, tidak berbau tidak berasa, umumnya ukuran zarah maksimum
sampai 5 µm, boleh terdapat beberapa
zarah berukuran lebih dari 30 µm.
|
Sediaan
|
:
|
Griseofulvini
Compressi (F.I)
|
7. KALII BENZYLPENICILLINUM
=
Kalium Benzilpenisilina (F.I)
Sumber
|
:
|
Kalium
penisilina G. adalah garam kalium asam zat anti mikroba yang dihasilkan oleh
biakan pilihan Penicilium notatum (Familia Aspergilaseae) dan jasad
renik sejenis, atau dibuat dengan cara lain.
|
Persyaratan Kadar
|
:
|
Kadar
Penisilina jumlah, dihitung sebagai C16H17KN2C4S,
tidak kurang dari 90,0%
|
Pemerian
|
:
|
Serbuk
hablur renik, halus warna putih. Jika diperiksa dalam parafin cair ringan
menggunakan mikroskop polarisasi, sebagian besar tampak sebagai bagian yang
dapat larut, membias rangkap dan jika bidang polarisasi diputar mempunyai
tempat pemadaman.
|
Sediaan
|
:
|
Kalii
Benzylpenicillina Compressi (F.I)
|
8. KANAMYCINI SULFAS = Kanamisina
Sulfat (F.I)
Sumber
|
:
|
Kanamisina
sulfat adalah garam monosulfat, C18H36N4C11SO4
(BM 582,60) atau garam sulfat asam C18H36N4O111,7H2SO4
(BM 651,20) kanamisina, zat anti mikroba yang dihasilkan oleh Streptomyces
kanamycetus (Familia Streptoecetaseae)
|
|
Pemerian
|
:
|
Serbuk
hablur, warna putih atau hampir putih, tidak berbau atau hampir tidak berbau
|
|
Sediaan
|
:
|
Kanamycini
Sulfatis Injectio
|
|
Pemerian
|
|||
:
|
Serbuk hablur warna putih
9. NATRII CARBENICILLINUM (F.I)
10. NATRII DICLOXACILLINUM (F.I)
= Natrium Dikloksasilina
11.
NEOMYCINI SULFAS = Neomisina Sulfat (F.I)
12. NOVOBIOCINUM CALCINUM
= Novobiosina Kalsium (F.I)
13.
NOVONIOCINUM NATRIUM
= Novobiosina Natrium (F.I)
14.
NYSTATINUM = Nistatina (F.I)
15. OXYTETRACYCLINI HYDROCHLORIDUM
= Oxytetrasiklina Hidroklorida (F.I)
|
9. NATRII BENZYPENICILLINUM (F.I)
Sumber
|
:
|
Natrium
dari asam bersifat anti mikroba yang dihasilkan oleh biakan pilihan Penicillinum
notatum (Familia Aspergillaceae), atau jasad renik sejenis, atau dibuat
dengan cara lain
|
Persyaratan Kadar
|
:
|
Kadar
Penicillina jumlah dihitung sebagai C16H17N2Na4S,
tidak kurang dari 90,0% kadar natrium benzulpenicillina, C16H17NaO4S
tidak kurang dari 90,0%.
|
16. RIFAMYCINUM (F.I) = Rifamisina
Sumber
|
:
|
Adalah
kelompok bagi sejumlah zat anti mikroba yang dihasilkan oleh biakan pilihan Streptomyeces
mediterranei
Jenis-jenis rifamisina
ditandai dengan huruf-huruf dibelakang namanya. Rifamisina A, B, C, D dan E
diperoleh dari alam.
Rifamisina
O, S dan SV adalah derivat dari rifamisina B.
|
Sediaan
|
:
|
Rifamycini
Capsulae
|
17. STREPTOMYCINI SULFAS = Streptomisina Sulfat (F.I)
Sumber
|
:
|
Streptomysina
Sulfat adalah garam sulfat zat antimikroba yang dihasilkan oleh biakan
pilihan Streptomyces griseus (Kransky) Waksman et Nenrici (Familia
Streptomycetaceae), atau yang dibuat dengan cara lain.
|
Pemerian
|
:
|
Zat padat warna putih atau hampir putih, tidak
berbau atau berbau lemah, rasa agak pahit
|
Sediaan
|
:
|
Streptomycini Sulfatis Injectione, Streptomycini
Sulfatis Pro Injectione.
|
18.
TETRACYCLINUM (F.I) = Tetrasiklina
Sumber
|
:
|
Tetrasiklina adalah zat antimikroba yang duperoleh
dengan cara deklorinasi klotetrasiklina, atau dengan mereduksi
oksitetrasiklina, atau dengan cara fermentasi.
|
Pemerian
|
:
|
Serbuk hablur renik, warna kuning tidak berbau
|
Sediaan
|
:
|
Tetracyclini Suspensione
|
19.
TETRACYCLINI HYDROCHLORIDUM (F.I)
= Tetrasiklina hydroklorida F.I.
Sumber
|
:
|
Tetrasiklina Hydroklorida adalah garam hidroklorida
zat antimikroba yang diperoleh dengan cara mereduksi katalitik
klortetrasiklina atau dihasilkan oleh biakan pilihan Streptomyces aureofaciens
(Familia Streptomycetaceae).
|
Sediaan
|
:
|
Tetracyclina
Hydrochloridi Capsulae.
|
20. VANCOMYCINI
HYDROCHLORIDUM F.I.
= Vankomisina Hidroklorida
Sumber
|
:
|
Antimikroba yang umumnya dihasilkan oleh biakan
pilihan Streptomyces orientalis (Familia Streptomecetaceae), atau yang
dibuat dengan cara lain
|
Pemerian
|
:
|
Serbuk warna coklat muda, tidak berbau, rasa pahit
|
21.
VIOMYCINISULFAS = Viomisina Sulfas (F.I)
Sumber
|
:
|
Viomisina sulfat adalah garam sulfat antimikroba
yang dihasilkan oleh biakan pilihan Streptonyces griseus var purpureus
(Familia Streptomycetaceae) atau dengan cara lain.
|
Pemerian
|
:
|
Serbuk pahit, agak higroskopik
|
Sediaan
|
:
|
Viomycini Sulfatis pro Injectione
|
BAB II
Imunoserum
Imunoserum adalah sediaan cair atau
sediaan kering beku, mengandung imunoglobulin khas yang diperoleh secara
pemurnian serum hewan yang telah dikebalkan. Imunoserum mempunyai khasiat khas
menetralkan toksin kuman atau bisa ular atau mengikat kuman atau virus atau
antigen lain yang sama dengan yang digunakan pada pembuatannya.
Imunoserum
diperoleh dari hewan sehat yang telah dikebalkan dengan penyuntikan toksin atau
toksoida, bisa ular atau suspensi jasad renik atau diberi penisilina.
Zat
pengawet yang cocok dapat ditambahkan, dan harus ditambahkan untuk sediaan yang
disimpan dalam dosis ganda. Sediaan yang diperoleh dengan pengeringan bekuan
mengandung air tidak lebih dari 1,0 %.
Rekontutitusi dilakukan pada saat akan digunakan.
Pemerian :
Imunoserum cair
|
:
|
Tidak keruh, hampir tidak
berwarna atau kuning sangat lemah, hampir tidak berbau kecuali bau
bakterisida yang ditambahkan.
|
Imunoserum kering beku
|
:
|
Serbuk atau kerak, tidak
berwarna atau kuning pucat.larutan dalam air menyerupai imunoserum cair
|
Persyaratan berikut berlaku untuk
imunoserum cair dan imunoserum kering beku yang direkonstitusi.
1. IMUNOSERUM
ANTIDIPHTHERICUM
= Imunoserum Antidifteri = Antitoksin
Difteri
Persyaratan
Kadar
|
:
|
Imunoserum
antidiferi mengandung globulin dengan antitoksin khas yang dapat menetralkan
toksin Corynebacterium diphtherioe potensi kurang dari 1000 UI per ml.
|
Pemerian
|
:
|
Keasaman-kebasaan
: Albumin : Protein asing : protein jumlah : Toksisitas abnormal :
Penyimpanan Memenuhi syarat yang tertera pada Imunosera.
|
Identifikasi
|
:
|
Mempunyai
aktivitas khas menetralkan toksin Corynebacterium diphtheriae dan
tetap tidak berbahaya bagi hewan yang peka
|
2. IMUNOSERUM ANTIRABIENICUM
= Imunoserum Antirabies = Antitoksin Rabies
Persyaratan
Kadar
|
:
|
Imunoserum
Antirabies mengandung globulin anti khas rabies yang dapat menetralkan virus
rabies.
|
Pemerian
|
:
|
Keasaman-kebasaan ; Albumin;
Protein Asing ; protein jumlah; Toksin abnormal; Sterilitas, penyimpanan
memenuhi syarat yang tertera pada immunosera.
|
Identifikasi
|
:
|
Mempunyai
aktivitas khas menetralkan virus rabies dan tetap tidak berbahaya bagi hewan
yang peka.
|
3. IMUNOSERUM ANTITETANICUM
=
Imunoserum Antitetanus = Antitoksin Tetanus
Persyaratan
Kadar
|
:
|
Imunoserum
Antitetanus mengandung globulin antitoksin khas yang dapat menetralkan toksin
Clostridium tetani.
|
Pemerian
|
:
|
Keasaman-kebasaan
; Albumin; Protein Asing ; protein jumlah; Toksisitas abnormal; Streilitas,
penyimpangan memenuhi syarat yang tertera pada immunosera.
|
Identifikasi
|
:
|
Mempunyai
aktivitas khas menetralkan toksin Clostridium tetani dan tetap tidak
berbahaya bagi hewan yang peka
|
BAB III
Vaksin
Vaksina adalah sediaan mengandung
antigen, dapat berupa kuman mati, kuman inaktif, kuman hidup yang dilumpuhkan
virulensinya tanpa merusak potensi antigennya, digunakan untuk menimbulkan
kekebalan aktif dan khas terhadap infeksi kuman atau toksinnya.
Vaksin
dibuat dari bakteri, riketsia, virus atau toksin dengan cara berbeda-beda
sesuai jenisnya seperti tertera pada masing-masing monografi, sedemikian rupa
sehingga masih tetap identitasnya dan bebas cemaran jasad renik.
Zat
tambahan yang cocok dapat ditambahkan sewaktu pembuatan, tetapi penisilina atau
streptomisina tidak boleh digunakan pada setiap tahap pembuatan atau dalam
hasil akhir. Jika streptomisina digunakan dalam pembuatan biakan sel untuk
vaksin virus, harus dibebaskan dari medium pembenihannya sewaktu hendak
ditunasi virus.
Hasil
akhir diwadahkan secara teknik aseptik ke dalam wadah steril dan akhirnya
ditutup kedap untuk menghilangkan cemaran. Bakterisida yang cocok dapat
ditambahkan ke dalam vaksin inaktif steril dan selalu ditambahkan, kecuali
dinyatakan lain, jika sediaan yang diedarkan dalam wadah tertutup kedap
kemungkinan akan terjadi kemunduran aseptiknya dalam kondisi yang berbeda.
Untuk
vaksin yang kering dibekukan, cara pengeringbekuan harus sedemikian rupa
sehingga memungkinkan mengurangi kadar air hingga tidak kurang dari 2,0 %. Jika
vaksin mengandung fenol, kadar tidak boleh lebih dari 0,5 % b/v. Penambahan
fenol tidak diharuskan.
Sterilitas
semua vaksin steril harus memenuhi syarat uji sterilitas yang tertera pada uji
keamanan hayati. Penyimpanan kecuali dinyatakan lain, vaksin cair disimpan pada
suhu 20 hingga 100,
hindarkan terjadinya pembekuan, vaksin kering disimpan pada suhu tidak
lebih dari 200, terlindung
dari cahaya.
Penandaan pada etiket harus juga
tertera :
- banyaknya ml jumlah dalam wadah, untuk vaksin cair.
- dosis dan
- daluwarsa
Vaksin Bakteri
Biakan
bakteri dapat ditumbuhkan pada medium perbenihan padat. Kuman dipanen dari
perbenihan menggunakan larutan klorida P atau zat pembawa lain yang cocok.
Medium
perbenihan cair dapat juga digunakan untuk biakan bakteri sebagian atau
seluruhnya. Biakan dapat digunakan untuk membuat vaksin yang dapat dilakukan
secara kimia, fisika atau biokimia. Untuk vaksin steril, kuman dimatikan
sedemikian rupa sehingga harus tetap menguasai potensi pengebal.
Dapat
ditetapkan jumlah bakteri yang hidup atau yang mati per ml species atau
varietas bakteri yang terdapat dalam sediaan. Dapat juga ditetapkan derajat
kesuburan.
Pemerian suspensi : umumnya putih
dalam cairan tak berwarna atau cairan agak berwarna.
Toksisitas abnormal memenuhi
syarat toksisitas abnormal yang tertera pada uji keamanan hayati.
Vaksin Virus dan Vaksin Riketsia
Vaksin
dibuat dari jaringan darah yang diperoleh dari hewan yang terinfeksi dari
biakan perbenihan telur atau biakan jaringan. Kuman dapat dimatikan sebagian
atau seluruh biakan yang dapat dilakukan dengan cara fisika, kimia, atau
biokimia.
Bakterisida
yang cocok dapat ditambah ke dalam vaksin steril vaksin virus hidup atau vaksin
riketsia hidup asalkan bakterisida itu tidak mempunyai keaktifan terhadap virus
atau riketsia.
Toksida Bakteri
Dibuat
dari toksin yang dihasilkan biakan bakteri dengan menghilangkan atau setidaknya
mengurangi toksisitasnya hingga batas serendah mungkin dengan cara kimia, fisika
atau biokimia tanpa menghilangkan atau mengurangi daya pengebalannya.
Pemerian cairan jernih : tidak
berwarna atu suspensi, zarah putih atau abu-abu dalam cairan tidak berwarna
atau kuning.
Toksisitas abnormal memenuhi
syarat toksisitas abnormal yang tertera dalam uji keamanan hayati.
Vaksin Campur
Merupakan campuran dua vaksin
tunggala atua lebih.
Pemerian : cairan jenuh atau suspensi dengan berbagai
opelesennya : umumnya putih dalam cairan tidak berwarna atau agak berwarna.
Toksistas abnormal memenuhi
syarat toksisitas abnormal yang tertera pada uji keamanan hayati.
1. VACCINUM BACILLI CALMETTE GUERINI CRYODESICCATUM = Vaksin
Basil Calmette Guerin Beku Kering
Cara memperoleh
|
:
|
Vaksin Basil Calmette Guerin
adalah vaksin bakteri hidup biakan pilihan Basil Colmette Guerin Mycobacterium
tuberculosis varbosis yang dikeringkan. Biakan pilihan dipelihara
sedemikian rupa hingga tetap mempunyai daya membuat manusia peka terhadap
tuberculin dan relatif tidak patogen terhadap manusia dan hewan uji.
Bakteri ditumbuhkan pada
perbenihan yang cocok selama tidak lebih dari 14 hari. Hasil panen biakan,
jika perlu diencerkan hingga diperoleh kadar yang dikehendaki, disuspensikan
dalam larutan isotonik yang cocok dan steril yang dapat mengawetkan daya
antigen serta kemampua hidup vaksin, dimasukkan ke dalam wadah kaca steril,
dibekukeringkan kemudian ditutup kedap.
Sebelum digunakan, ditambahkan
pelarut steril yang cocok.
|
2. VACCINUM
CHOLERAE = Vaksin Kolera
Cara
memperoleh
|
:
|
Vaksin
kolera adalah suspensi steril biakan pilihan Vibrio Cholerae yang
cocok, mengandung tidak kurang dari 8.000 juta kuman tiap dosis tunggal, 1
dosis tunggal tidak lebih dari 1 ml.
|
Pemerian
|
:
|
Toksisitas
abnormal, sterilitas, penyimpanan, penandaan memenuhi syarat yang tertera
pada vaccina
|
Identifikasi
|
:
|
Dilakukan
secara aglutinasi menggunakan immunoserum khas.
Penetapan
potensi, penetapan dilakukan dengan membandingkan dosis sediaan uji terhadap
dosis sediaan baku, masing-masing dapat memberikan perlindungan yang sama
pada mencit terhadap biakan pilihan Vibrio cholerae yang cocok.
|
3. VACCINUM
DIPHTHERIAE ADSORBATUM
=
Vaksin Difteri Jerap
Cara
memperoleh
|
:
|
Vaksin
Difteri jerap adalah toksida formol difteri terjerap pada zat jerap, umumnya
alumunium hidroksida atau alumunium fosfat dengan kemurnian tidak kurang dari
1500 lf per mg protein N
|
Pemerian
|
:
|
Sterilitas,
penyimpanan memenuhi syarat yang tertera pada vaccina.
|
Identifikasi
|
:
|
Mempunyai
aktifitas khas membentuk antitoksin yang dapat menetralkan toksin Corynebacterium
diphtheriae.
|
.
4. VACCINUM
DIPHTHERIAE PERTUSSIS ET TETANI ADSORBATUM = Vaksin
Difteri Pertusis Tetanus Jerap
= Vaksin DPT Jerap
Cara
memperoleh
|
:
|
Vaksin
Difteri Pertusisi Tetanus jerap adalah campuran toksoida formol tetanus
suspensi kuman mati Bardeella pertusis terjerap pada zat jerap umumnya
alumunium hidroksida atau alumunium fosfat, dengan kemurnian tidak kurang
dari 1000 lf per ml protein N.
|
Pemerian
|
:
|
Sterilitas,
Penyimpanan memenuhi syarat yang tertera pada vaccina.
|
Identifikasi
|
:
|
Memenuhi
aktifitas khas membentuk antitoksin yang dapat menetralkan toksin Corynetacterium
diphteriae dan toksin Clostridium tetani serta membentuk zat anti
terhadap Bordetella pertusis.
|
Ketentuan
|
:
|
Vaccinum
Diphtheriae Et Pertusis EFI, vaksin Difteri dan pertusis EFI.
Vaksin
Difteri dan pertusis adalah campuran Difteri dan Vaksin Pertusis
|
5.VACCINUM
DIPHTHERIAE ET TETANI ADSORBATUM
= Vaksin Difteri Tetanus Jerap
Cara
memperoleh
|
:
|
Vaksin
Difteri Tetanus jerap mengandung toksoida formol tetanus terjerap pada zat
jerap umumnya alumunium hidroksida akan alumunium fosfat.
|
Pemerian
|
:
|
Sterilitas,
penyimpanan, memenuhi syarat yang tertera pada vaksin.
|
Identifikasi
|
:
|
Mempunyai
aktifitas khas membentuk antitoksin yang dapat menetralkan toksin Corynebacterium
diphtheriae dan toksin Clostridium tetani.
|
6. VACCINUM
PERTUSIS = Vaksin Pertusis
Cara
memperoleh
|
:
|
Vaksin
pertusis adalah suspensi Boedetella pertusis mati dalam larutan natrium
klorida P. Mengandung bakterisida yang cocok dalam kadar yang tidak
berpengaruh terhadap daya pengebal vaksin. Potensi tidak kurang dari 4 UI
tiap dosis tunggal, 1 dosis tunggal tidak lebih dari 1 ml.
|
Pemerian
|
:
|
Toksisitas
abnormal; Sterilitas; Penyimpanan memenuhi syarat yang tertera pada vaccina.
|
Identifikasi
|
:
|
Dilakukan
secara aglutinasi menggunakan antiserum khas.
|
7. VACCINUM
POLIOMYELITIDIS INACTIVACUM
= Vaksin Polio Inaktif
Cara memperoleh
|
:
|
Vaksin
polio inakif adalah suspensi biakan virus tipe 1,2 dan 3 atau campuran dari
padanya yang telah mati, mengandung tidak kurang dari 3 x 106 TC LD50
tipe 1 dan 3, dan tidak kurang dari 1 x 106 TC LD50
tipe 2 per ml.
|
Pemerian
|
:
|
Tidak
berwarna atau kemerah-merahan.
|
Identifikasi
|
:
|
Jika
disuntikkan pada hewan akan merangsang pembentukan zat penawar terhadap virus
tipe 1,2 dan 3.
|
8. DOXYCYCLINUM (F.I)
Sumber
|
:
|
Termasuk
golongan tetracycline dan dibuat secara sintesa
|
Pemerian
|
:
|
Serbuk
hablur kuning.
|
Sediaan
|
:
|
Doxycyclinum
pro suspension, Doxycyclinum Hydrochloridum Capsulae
|
9.. ERYTHOMYCINUM = Eritromisina (F.I)
Sumber
|
:
|
Zat anti
mikroba yang dihasilkan oleh biakan pilihan Streptomyces erythreus Waksman
(Familia Streptomycetaceae)
|
Pemerian
|
:
|
Serbuk
hablur, warna putih atau agak kuning, tidak berbau, atau hampir tidak berbau,
rasa pahit, agak higroskopik.
|
Sediaan
|
:
|
Erithromycini
Compressi, Erithromycini Stearas.
|
10. FRAMYCETINI SULFAS = Framisetina
Sulfat (F.I)
Sumber
|
:
|
Zat anti
mikroba yang yang dihasilkan
oleh biakan pilihan Streptomyces fradial atau Streptomcyces decaris
(Famila streptomyceataceae).
|
Pemerian
|
:
|
Serbuk
putih, putih kekuningan, tidak berbau, hampir tidak berbau, tidak berasa,
higroskopik.
|
11. GENTAMICINI SULFAS = Gentamicina Sulfat (F.I)
Sumber
|
:
|
Gentamicina
Sulfat adalah garam sulfat zat anti mikroba yang dihasilkan oleh Micromonosphora
purpurea.
|
Persyaratan Kadar
|
:
|
Potensi
tiap mg setara dengan tidak kurang dari 590 mcg gentamisina, dihitung sebagai
zat anhidrat.
|
Pemerian
|
:
|
Serbuk,
warna putih sampai coklat.
|
Sediaan
|
:
|
Gentamycini
Sulfatis Cremor, Gentamycini Sulfatis Compressi.
|
12. GRISEOFUIVINUM = Griseofulfina (F.I)
Sumber
|
:
|
Griseofulfina
adalah anti fungi yang dihasilkan oleh biakan pilihan Penisillinum
griseofulvumatum atau diperoleh dengan cara lain
|
Persyaratan Kadar
|
:
|
Mengandung
tidak kurang 97,0%dan tidak lebih dari 102,0% C17H17ClO6,
dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.
|
Pemerian
|
:
|
Serbuk warna putih sampai
kuning gading pucat, tidak berbau tidak berasa, umumnya ukuran zarah maksimum
sampai 5 µm, boleh terdapat beberapa
zarah berukuran lebih dari 30 µm.
|
Sediaan
|
:
|
Griseofulvini
Compressi (F.I)
|
13. KALII BENZYLPENICILLINUM
=
Kalium Benzilpenisilina (F.I)
Sumber
|
:
|
Kalium
penisilina G. adalah garam kalium asam zat anti mikroba yang dihasilkan oleh
biakan pilihan Penicilium notatum (Familia Aspergilaseae) dan jasad
renik sejenis, atau dibuat dengan cara lain.
|
Persyaratan Kadar
|
:
|
Kadar
Penisilina jumlah, dihitung sebagai C16H17KN2C4S,
tidak kurang dari 90,0%
|
Pemerian
|
:
|
Serbuk
hablur renik, halus warna putih. Jika diperiksa dalam parafin cair ringan menggunakan
mikroskop polarisasi, sebagian besar tampak sebagai bagian yang dapat larut,
membias rangkap dan jika bidang polarisasi diputar mempunyai tempat
pemadaman.
|
Sediaan
|
:
|
Kalii
Benzylpenicillina Compressi (F.I)
|
14. KANAMYCINI SULFAS = Kanamisina Sulfat (F.I)
Sumber
|
:
|
Kanamisina
sulfat adalah garam monosulfat, C18H36N4C11SO4
(BM 582,60) atau garam sulfat asam C18H36N4O111,7H2SO4
(BM 651,20) kanamisina, zat anti mikroba yang dihasilkan oleh Streptomyces
kanamycetus (Familia Streptoecetaseae)
|
Pemerian
|
:
|
Serbuk
hablur, warna putih atau hampir putih, tidak berbau atau hampir tidak berbau
|
Sediaan
|
:
|
Kanamycini
Sulfatis Injectio
|
15. NATRII BENZYPENICILLINUM (F.I)
Sumber
|
:
|
Natrium
dari asam bersifat anti mikroba yang dihasilkan oleh biakan pilihan Penicillinum
notatum (Familia Aspergillaceae), atau jasad renik sejenis, atau dibuat
dengan cara lain
|
Persyaratan Kadar
|
:
|
Kadar
Penicillina jumlah dihitung sebagai C16H17N2Na4S,
tidak kurang dari 90,0% kadar natrium benzulpenicillina, C16H17NaO4S
tidak kurang dari 90,0%.
|
Pemerian
|
:
|
Serbuk
hablur warna putih
|
No comments:
Post a Comment